Mukhlas mengingatkan para pengeritik habaib. Menurut dia, jika jengkel harus pada obyeknya, terukur dan proporsional.
“Jangan orang sholeh yang sudah tenang di alam sana dan berjasa dalam dakwah, ikut dicela sedemikian rupa, dituduh pembohong dan umpatan kasar lainnya,” kata Mukhlas.
Mukhlas menyindir mereka yang mengumpat tanpa batas. “Sudah lupa falsafah Jawa-nya, mikul duwur mendem jeru,” katanya.
Bahkan, kata Mukhlas, mereka yang mengumpat kasar dan keterlaluan itu juga sudah mengabaikan sabda Nabi.
“Sabda Nabi, ceritakan kebaikan orang yang telah wafat, tak lagi jadi pegangan, karena sudah dikuasai nafsu kebencian sampai pada sumsum tulang,” katanya.
Menurut dia, sebaiknya dan saatnya kedua bela pihak menahan diri dan bermuhasabah,
“Momen Idul Fitri untuk saling memaafkan. Bukankah demikian...!!,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News